05 September 2006

Pernik Kompetisi Divisi III

Kesulitan Membawa Pulang Buah Tangan

BANYAKNYA buah tangan yang dibeli di Yogyakarta, membuat sejumlah pemain, ofisial dan pengurus Persikaba Blora kesulitan membawa pulang barang yang hendak dibagikan kepada sanak keluarga. Tas yang mereka bawa dari Blora sudah tidak muat jika diisi oleh-oleh. Namun lantaran sudah telanjur dibeli, mau tidak mau buah tangan itu harus dibawa pulang. Untuk menyiasatinya, tas barupun dibeli. ‘’Oleh-oleh dimasukan tas dan nanti tinggal diangkut mobil. Gitu saja kok repot,’’ ujar Maturkan, asisten pelatih Persikaba. (H18)

Ramai-Ramai Nadar

MENJELANG pertandingan terakhir melawan PSBS, kemarin, sejumlah pengurus dan ofisial Persikaba seakan berlomba nadar (janji yang harus ditepati jika niat terkabul). Jika tim berjuluk lascar Sunan Pojok itu menang dan lolos Divisi II Nasional, pelatih Brendy siap berjalan kaki dari Kota Magelang ke Candi Borobudur. Sementara asisten pelatih Sugiyanto akan mengecat rambut. Sedangkan pengurus Persikaba lebih memilih kerja bakti ataupun memberi sumbangan bagi korban gempa di Bantul. ‘’Nadar itu utang. Jadi harus ditepati,’’ ujar Sugiyanto. (H18)

Cucian Baju Kotor Menumpuk

BISA jadi bagi sebagian anggota rombongan Persikaba Blora, mencuci baju kotor adalah pekerjaan ringan. Baju telah dipakai seharian dan kotor, saat itu juga langsung dicuci. Seperti yang dilakukan Suparno, salah seorang ofisial. Namun sebagian besar anggota rombongan lebih memilih menumpuk baju kotor dan akan dicuci sekembalinya di Blora. Baju kotor itupun dibungkus dalam tas plastik untuk menghindari bercampur dengan baju yang masih bersih. ‘’Nyuci baju di rumah saja,’’ ujar Setek, salah seorang ofisial Persikaba. (H18)

No comments: