27 January 2007

Persiapan Divisi II-Rosowati



Rosowati Dicalonkan Jadi Asisten Manajer Persikaba

BLORA - Hingga kemarin belum diputuskan siapa yang akan menjadi asisten manajer Persikaba 2007. Secara defakto, ketua umum Laskar Sunan Pojok, HM Warsit telah menetapkan Simon Budhi sebagai manajer yang akan mendampingi Persikaba berlaga di Divisi II. Selain itu Arif Syamsuhuda dipercaya sebagai bendahara manajemen. Satu tempat yang belum ditentukan siapa yang mendudukinya adalah jabatan asisten manajer.
Beberapa pengurus dan pecinta Persikaba mulai membicarakan siapa figur yang cocok. Diantara mereka mencalonkan Rosowati sebagai asisten manajer. ''Saya rasa tepat sekali jika Rosowati ditunjuk sebagai asisten manajer,'' ujar Wakil Bendahara Persikaba, Winoto SH.
Dia mengatakan sejak beberapa tahun tahun terakhir, Rosowati yang juga anggota DPRD Blora menunjukan kepeduliaan terhadap Persikaba. Hal itu dibuktikan dengan kehadiran ibu satu anak tersebut di setiap pertandingan. ''Bahkan ketika Persikaba tampil di Banyuwangi, Rosowati mau menonton dan memberikan semangat kepada para pemain,'' katanya.
Jika diberikan kesempatan terlibat langsung dalam tim manajemen, kata Winoto, bukan tidak mungkin Rosowati akan lebih peduli lagi kepada Persikaba.
Menanggapi pencalonannya sebagai asisten manajer, Rosowati tidak memberi jawaban dengan tegas. Dia mengatakan telah ditunjuk sebagai salah satu tim penggali dana di dalam manajemen Persikaba. Selain itu dia juga mempersoalkan statusnya sebagai anggota dewan. ''Pak Simon Budhi adalah anggota DPRD, masak asistennya adalah anggota dewan juga,'' katanya. Sebenarnya Rosowati mau saja jika ditunjuk sebagai asisten manajer. Hanya saja dia menyatakan jika ada senior yang lebih layak, sebaiknya pengurus memberi kesempatan kepada seniornya tersebut. ''Saya tidak enak melangkahi senior,'' ujarnya.

14 January 2007

Final Liga Persikaba



JUARA : Ketua umum Persikaba HM Warsit menyerahkan piala kepada kapten AC Bola Cepu, Naim, usai pertandingan final di Stadion Kridosono.


*Liga Persikaba
AC Bola Pertahankan Gelar Juara

BLORA - Kesebelasan AC Bola Desa Kapuan, Cepu, Blora berhasil menundukan Tunas Muda Jepon dengan skor 5-4 (1-1) melalui tendangan penalti dalam laga final Liga Persikaba 2006 di Stadion Kridosono, Rabu (27/12). Kemenangan tersebut sekaligus membuat kesebelasan yang dilatih Matrukan itu mempertahankan gelar juara yang pernah diraihnya di tahun 2005.
Empat dari lima algojo yang ditugasi mengeksekusi tendangan penalti, melaksanakan tugasnya dengan baik. Keempatnya adalah pemain yang pernah memperkuat Persikaba. Mereka adalah Gunadi, Naim, Widodo Lestari dan Gunawan. Sementara seorang lainnya yakni Muntarno gagal memasukan bola ke gawang Tunas Muda yang dijaga Karjono. Sedangkan dari Tunas Muda, Danang dan Mustari tak mampu menyumbang gol bagi kesebelasannya. Tendangan kedua pemain itu melambung di atas mistar gawang yang dikawal Mundir. Tiga pemain Tunas Muda yang berhasil mengeksekusi tendangan penalti adalah kapten Sukisno, Suparjan dan Kamami. Adu tendangan penalti diputuskan wasit setelah kedua kesebelasan bermain imbang 1-1.
‘’Meski meraih juara, kami tidak puas dengan permainan anak-anak. Instruksi yang kami sampaikan tidak dilaksanakan. Kemungkinan pemain kami kelelahan sehingga penampilannya di bawah form,’’ ujar pelatih AC Bola, Matrukan.
Pertandingan yang disaksikan ribuan pasang mata dan dihadiri pula ketua umum Persikaba, HM Warsit serta Wakil Bupati (Wabup) Yudhi Sancoyo, memang layak disebut partai final. Pasalnya kedua kesebelan berupaya mempertontonkan penampilan terbaiknya. Hanya sayang, pertandingan yang enak ditonton itu diwarnai permainan keras menjurus kasar. Akibatnya dua kartu merah dikeluarkan wasit Slamet Kusdianto, masing-masing kepada Eko Nur Adriyanto dari Tunas Muda dan Beni Sumarjo dari AC Bola. Eko Nur Adriyanto yang juga pernah membela Persikaba saat tampil di babak 20 besar Divisi III Nasional 2006 di Yogyakarta, dihadiahi kartu kuning kedua setelah melanggar pemain AC Bola, Beni Sumarjo. Dia pun harus meninggalkan lapangan pertandingan pada menit ke-87, setelah wasit mencabut kartu merah. Sedangkan Beni Sumarjo mendapat ganjaran karena melakukan diving. Sebelumnya pemain dengan nomor punggung 18 itu, terlihat kesakitan di tengah lapangan setelah dilanggar Eko Nur Adriyanto. Namun setelah Eko diusir keluar, Beni langsung bangkit. Wasit yang melihat ulah Beni itupun langsung memberi hukuman kartu kuning kedua. Sebelumnya Beni telah mengantongi kartu kuning. Diapun harus rela menyusul Eko keluar lapangan.
Tunas Muda ketinggalan terlebih dahulu pada menit ke-21 setelah salah satu pemainnya, Danang secara tidak sengaja memasukan bola ke dalam gawang. Dia bermaksud menyodorkan bola kepada penjaga gawang, Karjono. Namun sang kiper telah salah langkah. Akibatnya bola dengan mudah meluncur ke jala gawang. Eko Nur Adriyanto menyamakan kedudukan 1-1 pada menit ke-32 setelah tendangan bebasnya dari luar kotak pinalti tidak mampu ditepis kiper AC Bola, Mundir. Skor imbang 1-1 tetap bertahan hingga pertandingan usai. Eksekusi tendangan penalti dilakukan untuk menentukan pemenang laga final itu.
Sebagai juara pertama, AC Bola mendapat piala dan uang pembinaan sebesar Rp 3,5 juta. Tunas Muda (juara dua), Rp 3 juta dan Subur Jaya (juara tiga) memperoleh Rp 1,5 juta. Sedangkan Cahaya Laut Ngawen (juara empat) mendapat piala dan uang pembinaan Rp 1 juta. (H18)

Liga Persikaba


DIKAWAL KETAT : Ujung tombak Cahaya Laut, Sumarsono (tengah), dikawal dua pemain bertahan Subur Jaya.


*Liga Persikaba
Subur Jaya Raih Juara Tiga

BLORA - Kemenangan 5-4 (0-0) melalui adu tendangan penalti saat menghadapi Cahaya Laut Ngawen membawa kesebelasan Subur Jaya Blora meraih juara ketiga Liga Persikaba. Sebelumnya kedua kesebelasan yang gagal melaju ke final itu bermain imbang 0-0 di 90 menit pertandingan, Selasa (26/12). Ketiadaan lampu penerangan di Stadion Kridosono menyebabkan laga akhir ditentukan melalui adu penalti tanpa didahului perpanjangan waktu.
Dari lima penendang pertama, kedua kesebelasan berbagi skor 3-3. Dua pemain Subur Jaya yakni Andik dan Adi gagal menjalankan tugasnya. Sementara dari Cahaya Laut, dua pemain yang tidak sukses mengeksekusi tendangan penalti adalah gelandang Persikaba Sapto Widiantoro dan Eksan.
Tendangan penalti dilanjutkan kembali dengan dua penendang tambahan. Gagalnya eksekusi penalti pemain Cahaya Laut bernomor punggung 12, Sumarsono, membawa Subur Jaya meraih juara ketiga.
Dalam pertandingan perebutan juara tiga itu, kedua kesebelasan menampilkan permainan menyerang sejak peluit ditiup wasit. Ujung tombak kedua kesebelasan silih berganti membahayakan gawang lawan. Namun kekurangtenangan ujung tombak menyebabkan peluang yang didapat terbuang percuma. Di babak pertama tercatat Subur Jaya mendapat empat peluang emas. Menit 10, ujung tombak Vava lepas dari jebakan ofside. Namun bola sundulan kepalanya terlalu lemah hingga kiper Cahaya Laut, Nugroho dengan mudah menangkap bola. Pada menit 30, kembali Subur Jaya mendapatkan peluang emas setelah gelandang Ulin melesatkan tendangan bebas dari luar kotak penalti. Namun bola hasil tendangan itu membentur mistar gawang. Demikian juga di menit 44, Ulin kembali gagal menyelesaikan peluang. Tendangannya berhasil ditepis kiper.
Sebaliknya, Cahaya Laut memperoleh peluang cukup banyak. Pada menit ke-25, sundulan ujung tombak Cahyo membentur mistar gawang. Mistar gawang lagi-lagi membuat bola sundulan Eksan memanfaatkan umpan tendangan pojok, tidak membuahkan gol. Memasuki babak kedua, pelatih kedua kesebelasan melakukan beberapa pergantiaan pemain. Hal itu dilakukan untuk menambah daya gedor kesebelasannya. Selain itu untuk mengantisipasi pula adu tendangan penalti. Sebab hingga menjelang pertandingan berakhir, kedudukan sama kuat 0-0. Perkiraan itupun terbukti. Untuk menentukan pemenang pertandingan, adu tendangan penalti harus dilakukan karena hingga pertandingan 90 menit usai skor tidak berubah 0-0. (H18)